welcome to my blog...

Bismillah...

Kamis, 06 September 2012

4 Tahapan Pernikahan

Sebuah pernikahan biasanya melalui beberapa tahapan tertentu sebelum mencapai sebuah kematangan. Setiap tahap yang dilalui masing-masing rumah tangga tentunya memiliki keunikan tersendiri, karena masing-masing pribadi di dalamnya berbeda satu dengan yang lainnya. Beberapa penelitian di bidang sosial menemukan bahwa setidaknya ada empat tahapan yang biasa terjadi di dalam sebuah rumah tangga. Proses dalam tahapan ini bisa terjadi berulang kali, dan masing-masing tahap biasanya membuat pasangan suami istri lebih dalam mengerti satu dengan yang lainnya.




Tahapan pertama : Hubungan yang romantis dan penuh dengan ungkapan cinta.
Pada awal sebuah pernikahan, kebanyakan hubungan berlangsung dengan baik, romantis, dan penuh dengan ungkapan cinta. Segala sesuatunya masih terlihat mudah, hubungan dan komunikasi masih berjalan dengan baik, masing-masing pasangan berusaha menyenangkan pasangannya dengan kejutan dan berbagai hal menariknya. Boleh dibilang, masih dalam tahapan bulan madu, segala sesuatu terasa manis, penuh dengan kebahagiaan, penuh dengan mimpi dan merajut harapan yang berlimpah. Waktu-waktu berharga yang serasa manis dan semuanya masih baik-baik saja, pernikahan adalah sesuatu yang sempurna dan membahagiakan.

Tahapan kedua : Hubungan mulai stabil dan pengenalan lebih jauh
Tidak lama sesudah tahapan yang pertama, hal-hal yang romantisme mulai terasa biasa dan sebuah rutinitas saja. Di tahap ini, pasangan mulai berkomunikasi lebih jauh, mulai mengenal dengan lebih jauh masing-masing kelebihan, tetapi cenderung mengetahui kekurangan pasangannya lebih banyak.  Belajar lebih jujur dan mulai menjadi diri sendiri apa adanya, mulai belajar tidak hanya memberikan yang terbaik dari dirinya melainkan memberi dan menerima dalam sebuah hubungan, belajar bernegoisasi untuk hal-hal yang berbeda, dan belajar mengatasi perbedaan dua karakter dengan lebih dalam.  Mulai dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk memahami dan mengenal satu dengan yang lainnya.
Tahapan ketiga : Hubungan dengan Krisis dan Komitmen
Dalam tahapan ini, pasangan mulai menyadari betapa berbedanya mereka berdua, banyak hal yang sulit untuk dikompromikan, dan banyak hal-hal kecil dan ketidak cocokan yang saling menyakiti satu dengan lainnya. Saling menyalahkan, kritik pedas, perebutan kekuasaan, pembelaan diri adalah hal-hal yang sering muncul di tahapan ini. Ketakutan dan kecemasan akan keutuhan sebuah pernikahan mulai dirasakan. Hal yang penting dalam tahapan ini adalah masing-masing mulai belajar pentingnya menjaga komitmen.
Juga merupakan tahapan untuk masing-masing pihak belajar saling memaafkan, belajar berdamai dengan kemarahan dan rasa sakit yang ada dalam gesekan individu di dalam sebuah pernikahan. Masing-masing belajar untuk tetap menjadi sebuah pribadi dalam satu pandangan yang sama. Belajar untuk menghadapi beberapa kondisi yang memang tidak bisa disatukan 100% tapi tetap menghargainya. Pada tahap ini, dukungan positif dari lingkungan sekitar adalah sesuatu yang penting, karena hal yang negatif bisa memperburuk keadaan dan berujung pada perpisahan. Di saat yang cukup berat, pastikan Anda berdua dikelilingi oleh dukungan yang positif dan mencari bantuan di tempat yang tepat jika memang diperlukan.

Tahapan keempat : Hubungan pemulihan, tahapan rekonsiliasi, dan tahapan untuk kembali bangkit dan memulai membangun kembali.
Di tahapan ini, masing-masing sudah lebih tenang dan mulai merangkai sebuah pengertian, sebuah pemahaman baru tentang pasangannya. Kalau diilustrasikan dalam sebuah tangga, Anda berdua sudah menapaki satu tangga lebih ke atas :). Belajar lebih mendalam untuk berkomunikasi, kejujuran dan kepercayaan. Idealnya, masing-masing belajar lebih dalam mengenal dan beradaptasi dengan hal itu. Belajar mengenali kekuatan dan juga belajar mengenali kerentanan satu sama lainnya.  Belajar untuk tidak menghakimi dan menyalahkan satu sama lain, beradaptasi dengan hal-hal yang sulit. Belajar untuk memperjelas komunikasi dan menghindari konflik dalam sebuah hubungan yang tenang dan stabil.
Biasanya, masing-masing mulai memiliki sebuah sudut pandang yang baru mengenai pasangannya dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta menghasilkan sebuah kerekatan yang lebih mendalam. Menemukan keseimbangan masing-masing pribadi dalam hubungan pernikahan, kemandirian, keintiman, dan sebuah pengertian yang baru. Jika diringkas salam satu kalimat, setelah badai atau tantangan pernikahan terlewati, sebuah hubungan berjalan setapak atau selangkah lebih dewasa.

Secara umum, setiap pernikahan mengalami tahapan ini. Tahapan ini juga bisa terjadi berulang-ulang, kadang gagal berproses, tapi lebih banyak menghasilkan kedewasaan dalam pernikahan. Setiap pernikahan tidak akan pernah menghadapi hal yang sama, karena masing-masing berbeda, dari kepribadian, dari tantangan yang ada, dari masalah yang menerjang rumah tangga, setiap rumah tangga berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti seorang anak yang bertumbuh dewasa, begitu juga sebuah rumah tangga, memerlukan proses dalam waktu yang cukup lama sampai belajar dan meraih sebuah kedewasaan dalam berumah tangga :)

Sumber :  http://www.bettermomtoday.com/fresh_buzz/4-tahapan-pernikahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 06 September 2012

4 Tahapan Pernikahan

Sebuah pernikahan biasanya melalui beberapa tahapan tertentu sebelum mencapai sebuah kematangan. Setiap tahap yang dilalui masing-masing rumah tangga tentunya memiliki keunikan tersendiri, karena masing-masing pribadi di dalamnya berbeda satu dengan yang lainnya. Beberapa penelitian di bidang sosial menemukan bahwa setidaknya ada empat tahapan yang biasa terjadi di dalam sebuah rumah tangga. Proses dalam tahapan ini bisa terjadi berulang kali, dan masing-masing tahap biasanya membuat pasangan suami istri lebih dalam mengerti satu dengan yang lainnya.




Tahapan pertama : Hubungan yang romantis dan penuh dengan ungkapan cinta.
Pada awal sebuah pernikahan, kebanyakan hubungan berlangsung dengan baik, romantis, dan penuh dengan ungkapan cinta. Segala sesuatunya masih terlihat mudah, hubungan dan komunikasi masih berjalan dengan baik, masing-masing pasangan berusaha menyenangkan pasangannya dengan kejutan dan berbagai hal menariknya. Boleh dibilang, masih dalam tahapan bulan madu, segala sesuatu terasa manis, penuh dengan kebahagiaan, penuh dengan mimpi dan merajut harapan yang berlimpah. Waktu-waktu berharga yang serasa manis dan semuanya masih baik-baik saja, pernikahan adalah sesuatu yang sempurna dan membahagiakan.

Tahapan kedua : Hubungan mulai stabil dan pengenalan lebih jauh
Tidak lama sesudah tahapan yang pertama, hal-hal yang romantisme mulai terasa biasa dan sebuah rutinitas saja. Di tahap ini, pasangan mulai berkomunikasi lebih jauh, mulai mengenal dengan lebih jauh masing-masing kelebihan, tetapi cenderung mengetahui kekurangan pasangannya lebih banyak.  Belajar lebih jujur dan mulai menjadi diri sendiri apa adanya, mulai belajar tidak hanya memberikan yang terbaik dari dirinya melainkan memberi dan menerima dalam sebuah hubungan, belajar bernegoisasi untuk hal-hal yang berbeda, dan belajar mengatasi perbedaan dua karakter dengan lebih dalam.  Mulai dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk memahami dan mengenal satu dengan yang lainnya.
Tahapan ketiga : Hubungan dengan Krisis dan Komitmen
Dalam tahapan ini, pasangan mulai menyadari betapa berbedanya mereka berdua, banyak hal yang sulit untuk dikompromikan, dan banyak hal-hal kecil dan ketidak cocokan yang saling menyakiti satu dengan lainnya. Saling menyalahkan, kritik pedas, perebutan kekuasaan, pembelaan diri adalah hal-hal yang sering muncul di tahapan ini. Ketakutan dan kecemasan akan keutuhan sebuah pernikahan mulai dirasakan. Hal yang penting dalam tahapan ini adalah masing-masing mulai belajar pentingnya menjaga komitmen.
Juga merupakan tahapan untuk masing-masing pihak belajar saling memaafkan, belajar berdamai dengan kemarahan dan rasa sakit yang ada dalam gesekan individu di dalam sebuah pernikahan. Masing-masing belajar untuk tetap menjadi sebuah pribadi dalam satu pandangan yang sama. Belajar untuk menghadapi beberapa kondisi yang memang tidak bisa disatukan 100% tapi tetap menghargainya. Pada tahap ini, dukungan positif dari lingkungan sekitar adalah sesuatu yang penting, karena hal yang negatif bisa memperburuk keadaan dan berujung pada perpisahan. Di saat yang cukup berat, pastikan Anda berdua dikelilingi oleh dukungan yang positif dan mencari bantuan di tempat yang tepat jika memang diperlukan.

Tahapan keempat : Hubungan pemulihan, tahapan rekonsiliasi, dan tahapan untuk kembali bangkit dan memulai membangun kembali.
Di tahapan ini, masing-masing sudah lebih tenang dan mulai merangkai sebuah pengertian, sebuah pemahaman baru tentang pasangannya. Kalau diilustrasikan dalam sebuah tangga, Anda berdua sudah menapaki satu tangga lebih ke atas :). Belajar lebih mendalam untuk berkomunikasi, kejujuran dan kepercayaan. Idealnya, masing-masing belajar lebih dalam mengenal dan beradaptasi dengan hal itu. Belajar mengenali kekuatan dan juga belajar mengenali kerentanan satu sama lainnya.  Belajar untuk tidak menghakimi dan menyalahkan satu sama lain, beradaptasi dengan hal-hal yang sulit. Belajar untuk memperjelas komunikasi dan menghindari konflik dalam sebuah hubungan yang tenang dan stabil.
Biasanya, masing-masing mulai memiliki sebuah sudut pandang yang baru mengenai pasangannya dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta menghasilkan sebuah kerekatan yang lebih mendalam. Menemukan keseimbangan masing-masing pribadi dalam hubungan pernikahan, kemandirian, keintiman, dan sebuah pengertian yang baru. Jika diringkas salam satu kalimat, setelah badai atau tantangan pernikahan terlewati, sebuah hubungan berjalan setapak atau selangkah lebih dewasa.

Secara umum, setiap pernikahan mengalami tahapan ini. Tahapan ini juga bisa terjadi berulang-ulang, kadang gagal berproses, tapi lebih banyak menghasilkan kedewasaan dalam pernikahan. Setiap pernikahan tidak akan pernah menghadapi hal yang sama, karena masing-masing berbeda, dari kepribadian, dari tantangan yang ada, dari masalah yang menerjang rumah tangga, setiap rumah tangga berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti seorang anak yang bertumbuh dewasa, begitu juga sebuah rumah tangga, memerlukan proses dalam waktu yang cukup lama sampai belajar dan meraih sebuah kedewasaan dalam berumah tangga :)

Sumber :  http://www.bettermomtoday.com/fresh_buzz/4-tahapan-pernikahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar